Resume Akuntansi Forensik Bab 14 Audit Investigatif dengan Aspek Perpajakan

AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK AUDIT (PERPAJAKAN)


(Modul lengkap bab ini dapat didownload pada http://linkshrink.net/7rNPZm, untuk presentasi *ppt dapat didownload pada http://linkshrink.net/7epLOr)

Di Amerika Serikat di mana net worth method diterima sebagai cara pembuktian tidak
langsung, dasar penggunaannya adalah kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan semua
penghasilannya (sebagaimana didefinisikan oleh undang-undangnya) dalam tax returns
mereka. Ketentuan serupa juga berlaku di Indonesia di mana Wajib Pajak diwajibkan
penghasilannya secara lengkap dan benar dalam SPT (surat Pemberitahuan Tahunan,
dalam hal ini SPT PPh).
Expenditure Method dimanfaatkan sebagai petunjuk organized crime. Expenditure Method  juga  merupakan  cara  pembuktian  tidak  langsung.  Expenditure  Method  juga dimaksudkan untuk menentukan  unreported taxable income. Expenditure Method lebih cocok untuk para wajib pajak yang tidak mengumpulkan harta benda, tetapi mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar (mewah).
Follow the money adalah tindakan dari pendekatan money laundering dengan upaya
melacak  harta  kekayaan  yang  berasal  dari  suatu  tindakan  pidana,  yang  kemudian
direkonstruksikan kembali dari mana harta kekayaan itu dan tindakan pidana apa yang
melahirkan kekayaan tersebut. Pendekatan ini terkenal dengan istilah follow the money.

Berikut urutan pembahasan modul audit investigatif dengan teknik audit:
1)  Pengantar
2)  Kunci keberhasilan teknik audit investigatif
3)  Teknik-teknik audit investigatif
4)  Menghitung kembali

1. PENGANTAR
Istilah audit investigatif menjelaskan bahwa yang dilaksanakan adalah suatu audit. Audit umum atau audit keuangan (general audit atau independent audit), bertujuan memberi pendapat auditor independen mengenai kewajaran laporan keuangan. Oleh karena itu, audit ini juga disebut opinion audit.
Audit investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-hal yang tidak disentuh atau tidak tersentuh oleh opinion audit. Audit investigatif diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak adanya fraud  (termasuk korupsi) dan perbuatan melawan hukum lainnya (seperti tindak pidana pencucian uang).
Meskipun tujuan opinion audit berbeda dari audit investigatif, teknik auditnya sama. Hal yang berbada hanyalah penerapan yang lebih intens dalam audit investigatif. Penerapan teknik yang lebih mendalam, kadang-kadang melebar dengan fokus pada pengumpulan bukti hukum untuk menetukan apakah seseorang melakukan atau tidak melakukan fraud.
Banyak   auditor   yang   sudah   berpengalaman   mengaudit   laporan   keuangan perusahaan atau lembaga lainnya, ragu-ragu untuk melaksanakan faud audit dan audit investigatif. Padahal teknik-teknik yang mereka kuasai, memadai untuk diterapkan dalam audit investigatif.
Tuanakotta (2016) menyatakan teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran penyajian laporan keuangan. Sedangkan menurut Subaweh (2016) teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya.
Pada  dasarnya  seorang  investigator  dalam  proses  membandingkan  apa  yang sebenarnya   dengan apa   yang  seharusnya,  harus  mengumpulkan bukti-bukti,   baik bukti   mengenai   keadaan   yang   sebenarnya   maupun bukti-bukti mengenai keadaan yang seharusnya.

Oleh karena itu, ada penulis yang menggunakan istilah teknik audit dan jenis bukti audit (types of audit evidence) dalam makna yang sama. Ada tujuh teknik, yang dirinci dalam bentuk kata kerja bahasa Indonesia, dengan jenis bukti auditnya dalam kurung (kata benda bahasa Inggris), yakni:

1.  Memeriksa fisik (physical examination);
2.  Meminta konfirmasi (confirmation);
3.  Memeriksa dokumen (documentation);
4.  Review analitikal (analytic review atau analytical review);
5.  Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditor (inquiries of the auditee);
6.  Menghitung kembali (reperformance);
7.  Mangamati (observation).

Kalau teknik-teknik itu diterapkan dalam audit umum, maka bukti audit yang berhasil dihimpun akan mendukung pendapat auditor independen. Dalam audit investigatif, teknik-teknik audit tersebut bersifat eksploratif, mencari ―wilayah garapan‖, atau probing (misalnya, dalam   review   analitikal)   maupun   pengalaman (misalnya   dalam   confirmation   dan documentation).

Teknik-teknik  audit  relatif  sederhana  untuk  diterapkan  dalam  audit  investigatif. Sederhana, namun ampuh. Tema kesederhanaan dalam pemilihan teknik audit (termasuk audit investigatif) dikemukakan beberapa penulis pasca-Sarbanes Oxley.

Fraud 101 adalah judul buku yang dikarang oleh Howard R. Davia. Ia adalah seorang akuntan forensik dari General Accountability Office di Amerika Serikat (dahulunya bernama General Accounting Office—GAO serupa dengan BPK). Angka 101 (dalam fraud 101) menandakan bahwa mata kuliah itu adalah mata kuliah pengantar, untuk pemula. Davia sebenarnya ingin mengingatkan kita bahwa teknik audit untuk pemula sekalipun, bisa menjadi teknik yang ampuh kalau digunakan dengan tepat.

Peringatan serupa juga di berikan Thomas P. Houck dalam buku yang berjudul Why and How Audits Must Change. Salah satu teknik yang diunggulkannya adalah analytical procedures (atau review analitikal) yang dijelaskannya dengan kata sifat (adjective) yang serbah  wah:  quality,  efficiency,  client  service,  dan  staff  morale.  Berulang  kali  Houck menekankan pentingnya ―think analytical first”, dan bukan langsung terjun ke prosedur audit (atau audit investigatif) yang detail.

Mengenai sifat eksploratif dari teknik audit untuk audit investigatif, Davia dalam bukunya di atas mengibaratkan orang memancing. Memancing bukan sekedar memasang umpan pada kail dan melemparkan tali pancing, sambil mengharapkan ikan akan datang. Mungkin  saja  ikannya  akan  datang  dan  memakan  umpan.  Banyak  auditor  mencoba menangkap fraud dengan cara demikian. Pemancing yang terampil mulai dengan bertanya ada dirinya, ―ikan apa yang akan ku pancing hari ini?‖ Untuk ikan yang berbeda ada pancing yang berbeda, ada umpan yang berbeda. Probing atau eksplorasi menemukan fraud tidak berbeda dengan memancing tadi.



Seluruh materi bagian sesudahnya dalam bab ini dapat didownload pada http://linkshrink.net/7rNPZm dan PPT* pada http://linkshrink.net/7epLOr.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Resume Akuntansi Forensik Bab 14 Audit Investigatif dengan Aspek Perpajakan"

Post a Comment