AUDIT
INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK AUDIT (PERPAJAKAN)
(Modul lengkap bab ini dapat didownload pada http://linkshrink.net/7rNPZm, untuk presentasi *ppt dapat didownload pada http://linkshrink.net/7epLOr)
Di Amerika Serikat di mana net worth method diterima sebagai cara pembuktian tidak
langsung, dasar penggunaannya adalah kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan semua
penghasilannya (sebagaimana didefinisikan oleh undang-undangnya) dalam tax returns
mereka. Ketentuan serupa juga berlaku di Indonesia di mana Wajib Pajak diwajibkan
penghasilannya secara lengkap dan benar dalam SPT (surat Pemberitahuan Tahunan,
dalam hal ini SPT PPh).
Di Amerika Serikat di mana net worth method diterima sebagai cara pembuktian tidak
langsung, dasar penggunaannya adalah kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan semua
penghasilannya (sebagaimana didefinisikan oleh undang-undangnya) dalam tax returns
mereka. Ketentuan serupa juga berlaku di Indonesia di mana Wajib Pajak diwajibkan
penghasilannya secara lengkap dan benar dalam SPT (surat Pemberitahuan Tahunan,
dalam hal ini SPT PPh).
Expenditure Method dimanfaatkan sebagai petunjuk organized
crime. Expenditure Method juga merupakan
cara pembuktian tidak
langsung. Expenditure Method
juga dimaksudkan untuk menentukan unreported taxable income. Expenditure Method
lebih cocok untuk para wajib pajak yang tidak mengumpulkan harta benda, tetapi
mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar (mewah).
Follow the money adalah tindakan dari pendekatan money
laundering dengan upaya
melacak harta kekayaan yang berasal dari suatu tindakan pidana, yang kemudian
direkonstruksikan kembali dari mana harta kekayaan itu dan tindakan pidana apa yang
melahirkan kekayaan tersebut. Pendekatan ini terkenal dengan istilah follow the money.
melacak harta kekayaan yang berasal dari suatu tindakan pidana, yang kemudian
direkonstruksikan kembali dari mana harta kekayaan itu dan tindakan pidana apa yang
melahirkan kekayaan tersebut. Pendekatan ini terkenal dengan istilah follow the money.
Urutan
Pembahasan: (pdf:http://linkshrink.net/7rNPZm PPT:http://linkshrink.net/7epLOr)
Berikut
urutan pembahasan modul audit investigatif dengan teknik audit:
1) Pengantar
2) Kunci keberhasilan teknik audit investigatif
3) Teknik-teknik audit investigatif
4) Menghitung kembali
1. PENGANTAR
Istilah
audit investigatif menjelaskan bahwa yang dilaksanakan adalah suatu audit.
Audit umum atau audit keuangan (general audit atau independent audit),
bertujuan memberi pendapat auditor independen mengenai kewajaran laporan
keuangan. Oleh karena itu, audit ini juga disebut opinion audit.
Audit
investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-hal yang
tidak disentuh atau tidak tersentuh oleh opinion audit. Audit investigatif
diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak adanya fraud (termasuk korupsi) dan perbuatan melawan
hukum lainnya (seperti tindak pidana pencucian uang).
Meskipun
tujuan opinion audit berbeda dari audit investigatif, teknik auditnya sama. Hal
yang berbada hanyalah penerapan yang lebih intens dalam audit investigatif.
Penerapan teknik yang lebih mendalam, kadang-kadang melebar dengan fokus pada
pengumpulan bukti hukum untuk menetukan apakah seseorang melakukan atau tidak
melakukan fraud.
Banyak auditor
yang sudah berpengalaman mengaudit
laporan keuangan perusahaan atau
lembaga lainnya, ragu-ragu untuk melaksanakan faud audit dan audit
investigatif. Padahal teknik-teknik yang mereka kuasai, memadai untuk
diterapkan dalam audit investigatif.
Tuanakotta
(2016) menyatakan teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit
kewajaran penyajian laporan keuangan. Sedangkan menurut Subaweh (2016) teknik
audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam
membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya.
Pada dasarnya
seorang investigator dalam
proses membandingkan apa
yang sebenarnya dengan apa yang
seharusnya, harus mengumpulkan bukti-bukti, baik bukti
mengenai keadaan yang
sebenarnya maupun bukti-bukti
mengenai keadaan yang seharusnya.
Oleh
karena itu, ada penulis yang menggunakan istilah teknik audit dan jenis bukti
audit (types of audit evidence) dalam makna yang sama. Ada tujuh teknik, yang
dirinci dalam bentuk kata kerja bahasa Indonesia, dengan jenis bukti auditnya
dalam kurung (kata benda bahasa Inggris), yakni:
1. Memeriksa fisik (physical examination);
2. Meminta konfirmasi (confirmation);
3. Memeriksa dokumen (documentation);
4. Review analitikal (analytic review atau
analytical review);
5. Meminta informasi lisan atau tertulis dari
auditor (inquiries of the auditee);
6. Menghitung kembali (reperformance);
7. Mangamati (observation).
Kalau
teknik-teknik itu diterapkan dalam audit umum, maka bukti audit yang berhasil dihimpun
akan mendukung pendapat auditor independen. Dalam audit investigatif, teknik-teknik
audit tersebut bersifat eksploratif, mencari ―wilayah garapan‖, atau probing
(misalnya, dalam review analitikal)
maupun pengalaman (misalnya dalam
confirmation dan documentation).
Teknik-teknik audit
relatif sederhana untuk
diterapkan dalam audit
investigatif. Sederhana, namun ampuh. Tema kesederhanaan dalam pemilihan
teknik audit (termasuk audit investigatif) dikemukakan beberapa penulis
pasca-Sarbanes Oxley.
Fraud
101 adalah judul buku yang dikarang oleh Howard R. Davia. Ia adalah seorang
akuntan forensik dari General Accountability Office di Amerika Serikat
(dahulunya bernama General Accounting Office—GAO serupa dengan BPK). Angka 101
(dalam fraud 101) menandakan bahwa mata kuliah itu adalah mata kuliah
pengantar, untuk pemula. Davia sebenarnya ingin mengingatkan kita bahwa teknik
audit untuk pemula sekalipun, bisa menjadi teknik yang ampuh kalau digunakan
dengan tepat.
Peringatan
serupa juga di berikan Thomas P. Houck dalam buku yang berjudul Why and How
Audits Must Change. Salah satu teknik yang diunggulkannya adalah analytical
procedures (atau review analitikal) yang dijelaskannya dengan kata sifat
(adjective) yang serbah wah: quality,
efficiency, client service,
dan staff morale.
Berulang kali Houck menekankan pentingnya ―think analytical
first”, dan bukan langsung terjun ke prosedur audit (atau audit investigatif)
yang detail.
Mengenai
sifat eksploratif dari teknik audit untuk audit investigatif, Davia dalam
bukunya di atas mengibaratkan orang memancing. Memancing bukan sekedar memasang
umpan pada kail dan melemparkan tali pancing, sambil mengharapkan ikan akan
datang. Mungkin saja ikannya
akan datang dan
memakan umpan. Banyak
auditor mencoba menangkap fraud
dengan cara demikian. Pemancing yang terampil mulai dengan bertanya ada
dirinya, ―ikan apa yang akan ku pancing hari ini?‖ Untuk ikan yang berbeda ada
pancing yang berbeda, ada umpan yang berbeda. Probing atau eksplorasi menemukan
fraud tidak berbeda dengan memancing tadi.
Seluruh materi bagian sesudahnya dalam bab ini dapat didownload pada http://linkshrink.net/7rNPZm dan PPT* pada http://linkshrink.net/7epLOr.
Belum ada tanggapan untuk "Resume Akuntansi Forensik Bab 14 Audit Investigatif dengan Aspek Perpajakan"
Post a Comment